Membaca tulisan yang
aku temukan tentang gaji 35 juta di Jerman dan biaya hidupnya di https://www.moneysmart.id/biaya-hidup-di-jerman/,
aku jadi tergelitik untuk menuliskan bagaimana sebenarnya gaji dan biaya hidup
di Jerman dari kacamataku sendiri, yang hampir 7 tahun hidup di negara produsen
mobil ini. Artikel tersebut sebenarnya tidak bisa dibilang sepenuhnya salah.
Ada benarnya dan ada yang kurang menurutku. Mari melihat dan
membandingkan point-point yang dituliskan di artikel tersebut dengan kenyataan
di lapangan (fakta but again tetap dari kacamataku).
pic from here |
- Gaji
Si
penulis artikel menyebutkan rata-rata gaji di Jerman adalah sebesar 2205 EUR
perbulannya. Aku kurang tau data mana yang diambil untuk gaji rata-rata ini,
tetapi upah minimum di Jerman tahun 2019 adalah sebesar 1557 EUR.
Semua
tergantung kualifikasi (lulusan) dan pengalaman kerja seseorang. Tetapi
setauku, gaji sekitar 1500 EUR adalah gaji para lulusan Ausbildung (sekolah
sambil kerja).
Lantas
apakah lulusan S1, S2, dan S3 akan mendapatkan gaji yang lebih baik? Pastinya.
Tetapi tidak jarang juga fresh graduate S1, terutama yang bukan
berkewarganegaraan Jerman, bergaji awal 1500 - 1800 EUR. Mendapatkan gaji
diatas 2000 atau bahkan diatas 3000 bukan tidak mungkin. Tetapi semua
tergantung kualifikasi, kemampuan negosiasi, kemampuan perusahaan menggaji, dan
tentunya faktor keberuntungan. Lalu bagaimana dengan lulusan S2? Percaya tidak
percaya ada loh orang yang lulusan S2 dan bergaji 1800 EUR perbulannya.
Alasannya? Kemungkinan karena jurusannya bukan teknik dan banyak saingan dengan
warga lokal. Sehingga perusahaan sebisa mungkin mendapatkan tenaga kerja dengan
cost seminim mungkin.
Akan
tetapi nominal yang disebutkan diatas merupakan gaji brutto. Jika sudah
dipotong pajak, maka nominal diatas akan jauh berkurang dan membuat sakit hati.
Untuk yang tidak menikah akan dikenakan pajak kelas 1 , atau sekitar 40%
potongan dari gaji brutto. Untuk yang sudah menikah, ada 2 jenis pajak yang
bisa dipilih oleh pasangan tersebut. Semisal bergaji 2000 EUR dan belum
menikah, maka gaji yang diterima bersih setiap bulannya hanyalah 1200 EUR.
- Kebutuhan bulanan
Ini
tergantung standar setiap orang dan bagaimana cara mensiasatinya. Dulu saat
masih mahasiswa, biaya yang aku butuhkan untuk belanja kebutuhan pokok
perminggunya sekitar 15-20 EUR. Pada saat sudah bekerja sampai awal tahun 2019
pengeluaranku sekitar 30 EUR perminggunya. Sejak 4 bulan terakhir, standarku
semakin meningkat, dimana aku lebih memilih mengkonsumsi produk organik dan
regional. Sehingga yang dari 30 EUR perminggu menjadi sekitar 30 EUR hanya
untuk 3-4 hari.
Produk
organik memang sangat mahal. Harganya biasanya minimal 2x harga normal. Tetapi
memang selain bebas pestisida, rasanya berbeda sekali dengan produk normal
(menurut lidahku ya). Begitu juga dengan produk regional (produk kota yang masih satu provinsi). Karena waktu transport
yang dibutuhkan tidak lama untuk sampai ke supermarketnya, maka produknya lebih
segar.
- Sewa kos atau apartemen
Biaya
sewa tempat tinggal merupakan biaya yang bisa memakan lebih dari setengah gaji
setiap bulannya. Tapi ini juga tergantung variabel kota yang ditinggali. Kota
besar memang cenderung mahal, tetapi kota besar yang mana dulu? Di Hamburg
mungkin masih bisa mendapatkan apartemen 2 kamar dengan harga sewa 1000 EUR
tiap bulannya, begitu juga di Berlin. Tetapi di München harus berani merogoh
kocek minimal 800 EUR untuk menyewa studio apartement yang luasnya tidak lebih
dari 20 m2. Dan harga mahal ini merata di seluruh München. Mau mencari ke
pinggiran pun, harganya tetap melejit.
Kalau
mau menghemat bisa nge-kos. Tapi aku sendiri kurang suka nge-kos. Sejak bekerja
selalu menyewa apartemen 1-3 kamar. Harga yang aku keluarkan berkisar 550 - 600
EUR perbulannya.
- Transportasi
Harga
transportasi bervariasi setiap kota. Di kota yang lama harga transport sekali
jalan sekitar 3,2 EUR. Saat ini di München, 14 EUR adalah harga yang harus aku
bayar untuk 2 hari.
- Biaya makan
Kalau
mau capek memasak, maka biaya ini sebenarnya sudah termasuk di biaya kebutuhan
bulanan. Tetapi kalau sudah bekerja, memang tidak ada waktu untuk memasak. Jika
beruntung, perusahaan menyediakan kantin yang disubsidi. Sehingga para pekerja
dapat membeli makan siang dengan kualitas baik tetapi hanya membayar setengah
harga. Rata-rata aku mengeluarkan antara 4-5 EUR untuk makan di kantin
perusahaan.
Kalau
makan di restoran lain lagi ceritanya. Kalau di restoran asia mungkin masih
bisa sekitar 10 EUR, tetapi kalau di restoran italia atau yunani (mmm domba
panggang) harus siap merogoh minimal 25 EUR dari dompet.
So, that's it my
version of salary and living cost in Germany. Kalau ada masukan atau pendapat,
silakan tinggalkan jejak anda :)
No comments:
Post a Comment