Kebosanan di tempat kerja

pic from here

Sampai sekarang aku selalu bingung apa sih yang dikerjakan oleh orang lain kalau sedang bosan di kerjaan? Terus terang saja tingkat kebosananku di tempat kerja lumayan tinggi, sehingga waktu yang kugunakan untuk kerja mungkin hanya 70%. Sisanya kugunakan untuk browsing atau apalah untuk mengusir kebosanan. Tetapi sayangnya browsing segala macampun tetap tidak bisa mengusir rasa bosan. Aku cuma bersyukur karena meskipun tidak bisa maksimal bekerja di kantor, sampai sekarang (3 tahun bekerja di Jerman) perusahaan selalu puas dengan hasil kerjaku. Ya seperti sekarang saja, aku berencana bekerja sampai jam 6 sore, tetapi dari sejak meeting pagi aku sudah ngantuk parah dan kelar meeting kebosananku meningkat drastis. Akhirnya memutuskan untuk pulang jam 5 dan ini masih satu jam sebelumnya sudah gila sendiri dan akhirnya buka blog dan menulis.

Aku sadar sepenuhnya faktor kebosanan yang tinggi ini karena aku bekerja belum di posisi yang menjadi passion aku. Ingin sekali rasanya melakukan pekerjaan yang aku benar-benar sukai, tetapi apa daya pekerjaan tersebut membutuhkan keterampilan bahasa Jerman yang sangat tinggi. Sementara kemampuan bahasa Jermanku, meskipun dibilang banyak orang, cukup bagus, masih belum bisa untuk mempraktekkan pekerjaan tersebut. 3 tahun dan masih menghitung sampai kapan aku terjebak di pekerjaan yang sekarang atau mungkin suatu saat aku bisa menyukainya? Tetapi aku tetap berusaha menyempurnakan kemampuan bahasaku dan disampingku syukurnya ada pria yang sangat ketat memperbaiki cara aku ngobrol dan grammarku karena dia pengen aku lebih maju di karirku. Tetapi ya tetap kadang-kadang pengen kusumpel sepatu itu mulut dia kalau sedang koreksi.

Dulu di pekerjaan pertama aku mengira tingkat kebosananku akan turun drastis jika aku pindah ke perusahaan yang menggajiku dengan lebih baik dan dengan teknologi yang lebih keren. Ternyata oh ternyata hanya imajinasi semata. Kenyataannya meskipun mendapatkan kedua faktor tersebut, aku tetap bosan gila di kantor. Tidak ada yang kurang dari perusahaan yang sekarang. Skala perusahaan yang besar dan cukup ternama di Jerman, gaji dan tunjangan bagus, lingkungan kerja lebih fair dan santai, dan bos yang menurutku pribadi adalah bos terbaik yang pernah aku temui. Tetapi tetap bosan...

Kalau dari segi teknologi, aku bersyukur selalu terlibat di teknologi-teknologi rumit yang di Indonesia belum tentu ada. Dulu di teknologi mobil si A**i. Menarik tetapi setelah dijalani selama 2,5 tahun, entahlah, rasanya biasa saja dan menurutku gampang dimengerti. Teknologi yang sekarang sangat menantang, saking menantang dan sulitnya sering membuatku sebal karena tidak mengerti-mengerti. 3D Printing yang keren, bukan hanya untuk mencetak gelas atau peralatan plastik. Tetapi sudah mencapai pada pembuatan sparepart di bagian kedokteran dan pesawat. Klien terbesar dari perusahaan yang sekarang adalah Airbus. Mereka invest sangat besar ke kita. Salah satu contoh adalah dengan memproduksi salah satu sparepart nya yang rumit menggunakan mesin 3D Printer kita, Airbus dapat menghemat biaya bahan bakar pesawatnya sampai 3% pertahunnya dan 3% ini angkanya mencapai jutaan euro. Dengan menggunakan metode produksi yang biasa, Airbus tidak bisa membuat sparepart tersebut sedetail jika menggunakan printer 3D, sehingga penghematan biaya mustahil bisa didapatkan. Perusahaan Automotiv sebenarnya juga bisa menggunakan printer ini tetapi sampai sekarang sangat sedikit yang menggunakan karena teknologi 3D printer ini sangat mahal (dan kampretnya sangat sulit dimengerti). Sehingga ya tak heran jika Airbus yang menjadi penyumbang terbesar kepada supply gaji ku setiap bulannya.

Tetapi ya sudahlah, akhirnya aku harus menelan kenyataan pahit bahwa keren dan sulitnya sebuah teknologi tetap tidak bisa membuang rasa bosanku. Ada idekah cara mengatasi bosan selain browsing?

Inggo Lia

No comments:

Post a Comment

Instagram